Saat nada indah tak dapat kau ucapkan
Hanya bisa meneteskan air mata
Yang terus bercucuran dalam gemerlapan nada keceriaan
Bibir indahmu tak sanggup ucapkan
Semua kebenaran dan kejujuran rasa di hatimu
Membius dan membeku seraya bertahan
Menahan kepedihan atau pun kemunafikkan itu
Harap dan keindahan angan itu
Membuyar dipenuhi kekecewaan di senja itu
Lantunan Nada Kecewa membekas di relung hati
Dan terseret arus Kebungkamanmu
Sejuta nada kekecewaan bergelantungan
Membaur bersama Kemunafikkan rasa dan kenyataan
Patahkan sayap ini tuk terbang jauh..
Menghempas dalam keterpurukan dan ketidak adilan
Maaf bukan itu yang ku mau
Keraguan berselimut Keindahan semata
Berkilau memancarkan aura nada indah
Namun nyata tak dapat di terima
Sudah cukup keindahan itu hanya sebuah lelucon
Yang bergeming dan menutup rasa itu
Biar Jalan kan terurai jelas
Mengingat Nada dan irama Lisan ini
Masih menyerukan setiap Kejujuran
AryoCahyaLesmana
BoekanPoeJanggA
waduh,,,mengapa harus tutup lisan,
dimana harus aku dengarkan,
alunan suaramu yang melantun ringan
menghadirkan nada-nada ketulusan
hmmmm puisinya menawan... :)
@ Anisayu : Makasih banget miss...
waktu memang takkan berputar ulang
harusnya kau pahami
meski bibir tak lagi dapat berucap
tatap mata memberi berjuta penjelasan
Waktu terus berlalu...
Walau lidah beku
Menutup lisan buat kita jemu
Sesungguhnya dalam hati kecilmu telah tau
Bahwa dirinya masih menyimpan rasa untukmu....
Ditunggu kunjungan baliknya..
curhatan semua ya.. ditunggu visit backnya nih di my entry :D
.
@ All of MY Sister : THis is Reality of HUman LIfe.. Human Ways... okey... thanks to read and comment